Home ยป UEFA Punya Ide Ubah Aturan Monetary Honest Play, Seperti Apa? : Bola Okezone
UEFA Punya Ide Ubah Aturan Monetary Honest Play, Seperti Apa? : Bola Okezone

FEDERASI European Soccer (UEFA), berencana merevisi aturan Monetary Honest Play (FFP), yang berubah jadi pedoman utama kebijakan switch klub di Eropa. Nantinya ketentuan FFP kelak diubah berubah jadi Sustainability Monetary Regulation (SFR).
Namun, rencana tersebut masih berubah jadi professional kontra hingga ketika ini. Karena dianggap hanya menguntungkan klub Premier League. kenapa demikian?
Menjadi demikian ini, hingga ketika ini UEFA terus berusaha memperketat aturan belanja klub Eropa supaya ekonomi mereka lebih sehat. Dalam beberapa tahun terakhir, Presiden UEFA, Aleksandar Ceferin telah berusaha supaya klub-klub Eropa patuh pada aturan buat membatasi nilai gaji pemain.
Sayangnya, aturan ini enggak pernah terwujud. Ide Ceferin berbentrokan dengan UU Ketenagakerjaan di beberapa negara Eropa.
kini, UEFA punya ide lain, yaitu mengubah FFP berubah jadi SFR. Menjadi apa bedanya?
Menurut laporan New York Occasions, dilansir Rabu (23/3/2022) ketentuan SFR kelak melarang klub-klub Eropa membelanjakan lebih dari 70 persen pendapatan klub. Pendapatan sebanyak 70 persen itu telah termasuk biaya switch pemain serta gaji para pemain di klub.
Sebelum ketentuan itu diberlakukan, UEFA terlebih dahulu kelak melakukan uji coba, selama tiga tahun. sekiranya ide SFR diterapkan nanti, klub kaya seperti Actual Madrid serta Paris Saint Germain (PSG) enggak kelak bisa leluasa mendatangkan pemain dengan harga fantastis.
Di masa depan, enggak kelak ada lagi pemain yang bisa bergerak dengan mahar sinting. Salah satunya yang terjadi ketika PSG memboyong Neymar Jr dari Barcelona dengan mahar 220 juta Euro (sekitar Rp 3,48 triliun).
Namun regulasi ini masih menuai professional serta kontra. Aturan itu dianggap enggak berpengaruh pada klub-klub Inggris.
Pasalnya, klub-klub kaya Inggris seperti Manchester Metropolis, Manchester United, serta Newcastle United masih memegang pemasukan dari hak siar yang merupakan angka fantastis. Dengan kata lain, 70 persen masih cukup besar, sekiranya aturan baru mengacu pada pendapatan klub.
Hal ini dinilai enggak adil, mengingat klub Spanyol atau Italia memegang nilai hak siar yang lebih kecil dibandingkan Inggris. Klub Spanyol dianggap sebagai pihak yang paling dirugikan, karena klub Spanyol sepatutnya bijak dalam mengatur batasan gaji pemain.
Namun, kebijakan ini belum mendapat keputusan pasti. Hingga ketika ini, UEFA sendiri belum mengeluarkan pengumuman sah terkait hal tersebut.