Home » Tinjauan Vietnam vs Indonesia: Eksperimen Gagal Shin Tae-yong
Tinjauan Vietnam vs Indonesia: Eksperimen Gagal Shin Tae-yong

Tim Nasional Indonesia gagal meraih kemenangan pada laga pertama SEA Games 2021. Indonesia ditaklukan oleh Vietnam dengan skor telak 0-3 dalam fase Grup A, di Stadion Vietri, Jumat (6/5).
Indonesia bisa dibilang memang layak keok. Segala kesalahan-kesalahan fatal yang si kecil asuh Shin Tae-yong lakukan bisa dimanfaatkan dengan cermat oleh Vietnam. Tim berjuluk Pasukan Bintang Emas itu sanggup mengeksploitasi kelemahan Indonesia.
Di atas kertas, Indonesia memasang 4-3-3. Saddil Ramdani, Egy Maulana, dan Irfan Jauhari berada di lini serang. Sementara Marc Klok, Rachmat Irianto, dan Ricky Kambuaya mengisi pos gelandang. Pos belakang diisi Firza Andika, Rizki Ridho, Fachrudin Aryanto, dan Rio Fahmi.
Selain serangan balik cepat, mungkin Shin Tae-yong mau bisa lebih mengimbangi permainan Vietnam secara terbuka melewati formasi ini. Namun, nyatanya, Indonesia tak berkutik menghadapi pressing dan garis pertahanan tinggi Vietnam yang turun dengan formasi 5-3-2.
Egy dkk bukan hanya kesulitan menembus pertahanan lawan, melainkan juga kebingungan cara mencapai sepertiga akhir lapangan. Upaya bermain operan-operan pendek Indonesia bisa diantisipasi dengan bagus oleh Vietnam yang senantiasa menempel ketat para pemain Indonesia semenjak dari zona tengah. kesudahannya, mereka dipaksa bermain bertahan sepanjang babak pertama.
Dua bek sayap Garuda Muda, yang diisi Firza (kiri) dan Fahmi (kanan) bisa dibilang sebagai spot lemah. Minim pengalaman di level internasional, keduanya menjadi target para pemain Vietnam yang cenderung mengandalkan lebar lapangan untuk menghindari para gelandang Indonesia. Satu dari dua striker Vietnam, Nguyen Van Tung, pun cenderung bermain melebar.
taktik ini terbukti sukses mengganggu keseimbangan permainan Indonesia. Klok berkali-kali menonjol mesti menolong pertahanan, utamanya Fahmi.
Sialnya, bukan hanya kesulitan menghadapi serangan Vietnam, bagus Firza ataupun Fahmi berkali-kali gagal membangun serangan (seperti yang diperagakan Pratama Arhan dan Asnawi Mangkualam di AFF 2020).
Ketika mendapat bola dan coba mengalirkannya ke depan, Firza dan Fahmi kerap membikin kesalahan. Penempatan posisi yang salah dan operan tak jitu membikin bola dengan gampang pindah ke Vietnam.
Vietnam memang belum sanggup memecah kebuntuan hingga paruh pertama usai. Namun, menonjol bahwa Indonesia cukup kesulitan untuk keluar dari tekanan.
Pergantian Gagal Indonesia
Di permulaan babak kedua, STY mencoba mengerjakan perubahan. Ia memasukkan Syahrian Abimanyu dan menarik keluar Rachmat Irianto dengan harapan aliran bola ke depan akan lebih lancar.
Hal ini sempat membawa perubahan positif di menit-menit permulaan babak kedua. Serangan Indonesia terbilang lebih tepat target, sanggup menekan hingga zona pinalti Vietnam. Irfan Jauhari malah sempat Memperoleh peluang pada menit ke-52, tetapi tendangannya masih sanggup diblok salah satu bek tuan rumah.
Permasalahannya, lini belakang Indonesia masih terlalu gampang dieksplotiasi dan petaka itu hadir pada menit ke-54. seluruh berawal dari tendangan gawang kiper Vietnam, Nguyen Van Toan, Do Dung Hung memenangi duel udara dengan Abimanyu. Sundulannya dengan gampang dikuasai oleh Nguyen Van Tung yang berdiri bebas di sisi kiri pertahanan Indonesia. Ketika Van Tung memberi operan pendek kepada Nguyen Tien Linh, seluruh pemain Indonesia terkonsentrasi di sisi kiri dan membikin Le Van Do berdiri bebas di sisi kanan.
Pemain berusia 20 tahun hal yang demikian menghindari penjagaan Rio Fahmi dengan gampang dan seketika memberikan umpan terobosan kepada Nham Manh Dung. Setelah lolos dari penjagaan Irianto, Ia memberikan operan ke tengah yang sanggup diselesaikan Tien Linh.
Proses terjadinya gol pertama Vietnam bisa menjadi ilustrasi betapa keroposnya lini pertahanan Indonesia. Perpindahan bola dari Van Tung ke Van Do merupakan format nyata keberhasilan Vietnam mengeksploitasi bek sayap Indonesia yang telah ditarget semenjak babak pertama.
“Gol pertama ialah offside. Mungkin ini ialah keuntungan yang dikasih karena mereka ialah tuan rumah, tetapi satu gol hal yang demikian mengubah suasana tim dan hal ini amat disayangkan,” ungkap STY selepas laga.
STY boleh berkilah Vietnam diuntungkan di rumah sendiri, apalagi setelah Indonesia dikasih lapangan latihan yang buruk. Bagaimanapun, dalam laga melawan Vietnam, sesungguhnya menonjol bahwa Garuda Muda juga masih mempunyai banyak masalah teknis di atas lapangan.
Selain beberapa pergantian pemain yang tak tepat target, faktor stamina juga masih menjadi kelemahan klasik. Pelatih Vietnam, Park Hang-seo, sanggup memaksimalkannya dan dua gol tambahan pun tercipta.
“Setelah menit ke-60, aku mengamati para pemain Indonesia kelelahan. aku memberi tahu para pemain aku ketika jeda bahwa mereka mesti terus memberikan tekanan. aku juga membikin beberapa perubahan dan sukses,” ujar Hang-seo seperti yang dikutip vnexpress.
Kekalahan ini bukan akhir dari segalanya bagi Garuda Muda. Namun, terang perlu ada perbaikan dan perubahan nyata bila ingin mencapai target medali emas.
Nikmati kemenangan judi bola dengan odds terbaik di Liga Judi. Karena kami ialah Agen SBOBET terpopuler di Indonesia.