
Apa kebahagiaan menurutmu? Apakah itu uang? Punya kekasih? Atau hanya sekedar rebahan di hari libur pasca bekerja?
Ada beraneka macam kebahagiaan, yang tentu tak berkutat dalam tiga kriteria yang disebutkan tadi. Bagi penulis, ataupun beberapa besar masyarakat Indonesia, sepakbola yakni satu dari sekian alasan menjadi bahagia.
Kendati Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) menetapkan 20 Maret sebagai Hari Kebahagiaan Internasional, kebahagiaan itu tetap ada dikala sepakbola juga ada. Kita sepakat, bahwa ketika bermain sepakbola, ratapan seakan berubah senyuman.
Sepakbola diyakini sebagai medium yang tepat menuju kebahagiaan. Pengaruh sepakbola kepada diri kita memang sesederhana itu. Untuk mengejawantahkan menjadi kebahagiaan, hanya butuh sebuah tempat, bola, dan kawan.
tak ada yang lebih mewah dari bermain sepakbola. Terdengar berlebihan, tetapi kenyataannya demikian. dikala pandemi COVID-19 menerjang dunia, fase kehidupan terhenti, tak terkecuali sepakbola. COVID-19 yakni spot balik berbuah petaka bagi pecinta sepakbola.
Perlahan, masa pandemi berangsur pulih. Sepakbola kembali bergulir dengan segala keterbatasan. beberapa orang kembali hidup seiring kembalinya sepakbola. Sepakbola yakni kebahagiaan sekaligus penghidupan.
Di Bandung, kota penulis tinggal, sepakbola memang tak ubahnya yakni kehidupan. Bandung dan Persib Bandung sebagai dua faktor yang kadung susah untuk dipisahkan. Satu sama lain saling melengkapi, menjadi sebuah entitas sepakbola kebanggaan warga Kota Kembang hingga Jawa Barat.
Berkat Persib dan juga sederet tim profesional di divisi utama, lanskap sepakbola berubah menjadi industri. Sepakbola kini ini telah dipandang sebagai jalur tepat target mengeruk uang. Yang kita ketahui kini, sepakbola yakni sportainment.
Meski telah berevolusi menjadi industri, lanskap sepakbola amatir bisa menjadi opsi atas jenuhnya persaingan divisi utama. Di sepakbola amatir, kebahagiaan yakni tujuan utama dari berolahraga. Di sana pula, sepakbola pinggiran dirawat dengan sepenuh hati.
Liga Amatir Bandung
Masih di kota aku tinggal, sebuah persaingan sepakbola amatir bernama Bandung Premier League (BPL) berdiri pada 2018. BPL dikhususkan untuk tim-tim wilayah Kota Kembang hingga Jawa Barat. Satu tingkat di bawahnya, ada Bandung Champions League. Dua persaingan ini saling terhubung.
lazimnya, lomba bergulir tiap-tiap pagi pada hari libur dan petang/malam pada hari biasa, di Lapangan Progresif. Jam tanding menyesuaikan dengan para pemain tim-tim amatir, yang mayoritas berkarier di luar sepakbola. Sepakbola sekedar hiburan untuk melepas penat bekerja.
Meski hanya level amatir, para penonton yang memenuhi tribun juga tak keok meriah. Tribun yang memuat sekitar 200 orang itu bermotivasi menyemangati tim yang bertanding. Mereka seakan menghidupkan makna sepakbola pinggiran sebagai pentas hiburan.
Berolahraga, khususnya sepakbola, memang sejatinya untuk memenuhi kebutuhan bahagia. Tidaklah penting sebuah gelar, kekalahan, uang banyak, kecakapan ciamik, pamor, atau penampilan yang serba mewah. Awali semuanya atas dasar kebahagiaan dan partisipatif, bukan gengsi malahan prestasi.
Pentingnya Partisipatif ala Jepang
Segala yang dibutuhkan dalam kebijakan olahraga bukanlah keuntungan materi, tetapi peningkatan di level akar rumput (grassroots atau pembinaan) dan juga partisipasi sebanyak-banyaknya.
Jepang telah mempromosikan warganya untuk berolahraga. Mereka menamai kampanye hal yang demikian, dengan sebutan Sports for All. Kebijakan hal yang demikian bukan mengedepankan prestasi, tetapi demi meningkatkan partisipasi supaya menyehatkan dan menyenangkan masyarakat.
Secara logika, jumlah atlet profesional di sebuah negara lebih sedikit daripada atlet amatir dan masyarakat. Untuk menciptakan lebih banyak atlet profesional, tentu perlu ide dari atlet profesional supaya masyarakat rajin berolahraga. Apalagi seandainya atlet profesional berprestasi.
Dalam proses mengkampanyekan rajin berolahraga demi prestasi, Jepang butuh waktu yang lama. Setidaknya butuh waktu kurang lebih 50 tahun. Dan bagaimana hasilnya? Tentu tak mengecewakan. Di ranah sepakbola, Jepang yakni salah satu jawara Asia dan langganan Piala Dunia.
Jangan lupa, kampanye Sports for All tak ketahui perbedaan. seluruh orang Jepang, dari si kecil-si kecil, laki-laki, perempuan, disabilitas, dan beraneka etnis bisa berpartisipasi dalam olahraga. Jepang membikin seluruh warganya menjadi sehat secara jasmani.
Secara tak segera sepakbola amatir Indonesia hakekatnya telah turut mengkampanyekan Sports for All ala Jepang. Sepakbola amatir seperti BPL secara tepat target dan kolektif menarik atensi masyarakat untuk berolahraga dan bersenang-bahagia. Itupun tak diorganisir oleh pemerintah sendiri.
Padahal pihak yang paling tepat untuk mengkampanyekan rajin berolahraga sebetulnya yakni pemerintah. Namun faktanya tak ada pergerakan signifikan pemerintah Indonesia untuk menyehatkan warganya. Olahraga seakan tak sepenting pendidikan lain.
Meski tak penting, olahraga senantiasa didorong pemerintah Indonesia untuk berprestasi. ucap saja sepakbola, dengan program jalan pintas bernama naturalisasi, Indonesia bermimpi untuk juara di level Asia Tenggara ataupun Asia. Naturalisasi yakni wujud ketidakpuasan federasi kepada pemain tanah sendiri. Padahal akar masalahnya dari pendidikan umur dini, yang tak kunjung diperbaiki federasi.
Di tingkat si kecil-si kecil, pembinaan umur dini di Indonesia seperti itu buruk. berdasarkan legenda sepakbola Indonesia, Rochi Putiray, pembinaan umur dini tak lain hanya soal gengsi dan kecurangan. malahan dalam urusan persaingan muda berdasarkan Rochi, sering mencuri umur demi juara.
Sebagai tumpuan utama, kata Rochi, pelatih banyak yang tak bisa menendang bola. karenanya bisa disimpulkan, seandainya pelatih pun tak bisa mencontohkan hal benar, karenanya si kecil didiknya pun demikian. Apa yang terjadi kini, yakni buah dari kegagalan pembinaan umur dini.
Belum lagi ketika Timnas Indonesia Amputasi pergi untuk kualifikasi Piala Dunia Amputasi 2022, pemerintah tak sedikitpun memberi bantuan uang. “Jadi kita utang demi pergi ke Bangladesh [lokasi kualifikasi],” ucap Sekjen INAF, Rushmanto.
Tanpa sepeser dana, Indonesia Amputasi sukses lolos ke Piala Dunia 2022, yang seakan pukulan telak bagi federasi. Federasi lebih sibuk mengurusi tim sepakbola normal, yang tak sekalipun merengkuh prestasi.
Selain sepakbola amputasi, sepakbola perempuan juga belum menemui spot terang. Terakhir, PSSI menggelar Piala Pertiwi 2022 yang dipicu oleh gagalnya Indonesia di Piala Asia Wanita 2022. Indonesia usai jadi juru kunci, dan tak sedikitpun menyarangkan bola ke gawang lawan.
Dari seluruh permasalahan yang terjadi di sepakbola laki-laki, perempuan, dan amputasi mengakar pada pendidikan umur dini. Untuk memperbaiki semuanya, ada baiknya dimulai dari pendidikan umur dini, membikin persaingan yang berjenjang, dan konektivitas piramida persaingan.
Sepakbola Perlu Ditinggalkan?
dikala ini, PSSI (lagi-lagi) tengah mengejar program naturalisasi pemain keturunan. Para pemain naturalisasi ditargetkan untuk membela Indonesia pada kualifikasi Piala AFC 2023 pada Juni mendatang. via jalan pintas ini, Indonesia diharapkan bisa merengkuh juara.
PSSI memang menganakemaskan tim sepakbola, daripada yang lainnya. Siapapun ketuanya, PSSI akan senantiasa berusaha memajukan Timnas Indonesia via naturalisasi, daripada melucuti masalah dari akarnya.
Masalah di tubuh PSSI – yang terang-terang berpengaruh ke Indonesia – telah hinggap bertahun-tahun, tanpa ada itikad memperbaiki. via naturalisasi, PSSI memang ingin memberi harapan ke masyarakat. Padahal telah terang dan terang, naturalisasi bukan jalan keluar.
seandainya terus seperti ini, penulis sarankan untuk jangan menaruh simpati kepada sepakbola Indonesia. Sepakbola jangan terlalu dianggap serius. Jadikan sepakbola sebagai arena hiburan untuk masyarakat semata. Partisipasi dan kebahagian berolahraga yakni hal utama.
___
Kehadiran sepakbola amatir seperti BPL, memang telah mengobati rasa kecewa kita kepada sepakbola profesional, entah liga ataupun timnas. Untuk itu, sepakbola amatir atau pinggiran jangan dianggap rendah. Dari situ, kita tahu makna kebahagiaan hakekatnya dari sepakbola.
Nikmati kemenangan judi bola dengan odds terbaik di Liga Judi. Karena kami yakni Agen SBOBET terpopuler di Indonesia.