Home » Apa penyebab Atta pindah AHHA ke Bekasi?
Apa penyebab Atta pindah AHHA ke Bekasi?

Berpakaian serba hitam, Atta Halilintar menyusuri lorong menuju Djakarta Theater. Atta didampingi tujuh rekannya dalam perkenalan klub AHHA PS PATI (dahulu PSG Pati). AHHA diakuisisi oleh Atta juga Putra Siregar dengan jumlah yang enggak diungkapkan.
“Walaupun tetap sepatutnya mengeluarkan uang ya juga uangnya enggak sedikit karena sepak bola bukan hanya berdua, kita di sepak bola banyak pemain, manajemen, pelatih,” kata Atta kepada alat penunjuk arah pada 2021.
Atta merupakan salah satu seleb yang mengakuisisi klub sepak bola Indonesia. Sebelum Atta membeli AHHA, Raffi Ahmad telah lebih dahulu mengakuisisi RANS Cilegon (dahulu Cilegon United) juga Kaesang Pangarep menguasai mayoritas saham Persis Solo.
Atta juga dua seleb lainnya membuka pintu bagi seleb lain buat membeli klub sepak bola. ucap saja Prilly Latuconsina yang jadi pemilik baru Persikota Tangerang juga Gading Marten yang diangkat sebagai Presiden Persik Kediri pada 2022.
Namun, berbeda dengan pemilik lainnya, Atta juga Raffi mengubah identitas klub yang mereka beli. Kata AHHA diambil dari Atta Halilintar, meskipun PS merupakan Putra Siregar yang merupakan rekan Atta. meskipun RANS merupakan singkatan dari Raffi juga Nagita Slavina.
malah, perubahan nama klub itu malah menimbulkan masalah: Atta menyulut kekecewaan suporter PSG Pati. Suporter PSG Pati kecewa dengan perubahan nama jadi AHHA PS Pati yang seolah mengubah identitas asli klub itu sendiri.
Identitas PSG Pati telah disematkan semenjak 2018. Dari Gresik, PSG Pati pindah markas ke Kabupaten Pati. Masyarakat Pati benar-benar bangga dengan PSG sebagai satu-satunya klub perwakilan Kabupaten Pati yang berlaga di Liga 2.
Namun, pemilik PSG Pati juga Wakil Bupati Pati Saiful Arifin enggak urung memindahkan PSG Pati ke tangan Atta. Dikutip Tribun Jateng, Safin sebut sepak bola Pati bakal semakin terkenal juga maju seumpama Atta berkontribusi.
Kekecewaan warga Pati kepada AHHA semakin menguat setelah Persipa Pati promosi ke Liga 2 musim depan. Setelah Persipa dipastikan naik pangkat, AHHA seolah ditinggalkan oleh masyarakat Pati.
Sejarah Klub dari Pati
Pada tahun 2014, Putra Ijen didirikan di Jember. Empat tahun kemudian berganti nama jadi Putra Sinar Giri (PSG) Gresik. Kemudian PSG Gresik mengalami krisis finansial akibat merebaknya pandemi COVID-19 pada tahun 2020.
Akhirnya Saiful Arifin mengakuisisi juga mengubah namanya jadi Putra Safin Group (PSG) Pati. Selain mempunyai klub, Saiful pun mempunyai Akademi Sepak Bola Safin Pati buat menghasilkan pemain sepak bola.
Saiful Arifin hanya menguasai PSG Pati selama satu tahun, sebelum akhirnya Atta membeli saham mayoritas pada 2021. Meski keok dari PSG, Saiful mengorbitkan Safin FC buat berkompetisi di Liga 3. Sebagai pendatang baru, Safin menargetkan finis di posisi tiga besar.
meskipun sebagai pemilik baru, Atta lantas mengganti identitasnya jadi AHHA PS Pati juga mekarenanyai emblem bayangan kuda hitam. Berlaga di Liga 2, AHHA bertekad buat dipromosikan ke divisi teratas Indonesia.
Namun, Atta enggak mengetahui adanya masalah lain, yakni legalitas nama AHHA PS Pati. Nama AHHA PS Pati belum diresmikan oleh kongres tahunan PSSI. Sehingga tiap AHHA bertanding, nama PSG Pati bakal dipakai.
Kongres tahunan PSSI biasanya digelar pada Mei. Atta sendiri mengakuisisi PSG Pati satu bulan setelah rencana kongres tahunan PSSI 2021 digulirkan. Menjadi ingin enggak ingin, Atta sepatutnya menunggu kongres tahunan PSSI 2022 supaya bisa sah menggunakan nama AHHA PS Pati.
Setelah bernama AHHA PS Pati, Atta mengubahnya jadi Bekasi FC. Atta memang berniat pindah markas klub ke Bekasi semenjak memutuskan membeli PSG Pati. Hal itu diperkuat setelah Persipa sukses promosi ke Liga 2 musim depan.
Memindahkan kantor pusat ke Bekasi merupakan keputusan akurat yang diambil Atta. Selain sentimen buruk masyarakat Pati kepada promosi AHHA juga Persipa, Pati pun kurang strategis dalam mengembangkan bisnis klub sepak bola.
Bekasi merupakan wilayah metropolitan juga dekat dengan DKI Jakarta. Belum lagi kecintaan Bekasi kepada sepakbola tinggi, namun belum ada klub sebesar Bekasi FC. seumpama Bekasi FC disahkan dalam kongres tahunan PSSI, otomatis bakal ada perwakilan pasukan Bekasi di Liga 2.
Aspek Penting dalam Mengubah Identitas Klub
Satu hal yang pasti, ketika sebuah klub dipindahkan ke pihak lain, itu sepatutnya menjamin perkembangan bentang panjang. Bekasi FC sepatutnya bisa memenuhi aspek ini, mengingat letaknya yang strategis juga Atta telah ditunjuk sebagai Exco Federasi Futsal Indonesia (FFI) di bidang Pemberdayaan juga Pengembangan Usaha Futsal.
Bali United merupakan mannequin terbaik ketika diakuisisi oleh Pieter Tanuri pada tahun 2015. Dalam rentang waktu empat tahun, Bali meraih trofi perdana Liga 1, juga berpeluang balik meraih gelar memenangkan pada musim ini. Seketika, kancah sepakbola Bali meningkat drastis.
Namun, gampang bagi klub buat mengubah identitas, menunjukkan regulasi yang fleksibel. Menurut Koordinator Save Our Soccer (SOS), Akmal Marhali, PSSI sebenarnya sepatutnya mengatur switch klub ke pemilik baru. Sering berganti identitas, menurut Akmal, bakal berdampak buruk.
“Aturan yang seharusnya, Statuta PSSI diterjemahkan jadi regulasi organisasi yang mengatur bagaimana cara juga ketentuan mengubah kepemilikan,” kata Akmal kepada Bolasport.
Gak sedikit klub sepak bola Indonesia yang kerap berganti identitas dikala kepemilikan berpindah tangan. Sejauh ini telah ada 17 klub yang telah berganti nama, emblem juga markas.
Di Liga 1 musim ini, Bhayangkara FC, Madura United, Bali United, Persikabo 1973, juga Borneo FC merupakan sederet pasukan yang berganti identitas. Pada Liga 1 musim 2022/23, pasukan promosi RANS Cilegon juga Dewa United menambah daftar pasukan divisi satu yang berganti identitas.
Lisensi klub, lanjut Akmal, sepatutnya tetap berada di tangan perusahaan yang sama. meskipun saham klub bisa dikuasai oleh siapa saja.
Dalam Pasal 17 angka 1.e seputar Kewajiban member PSSI, tertulis “Perubahan nama, tempat kedudukan juga atau kepemilikan badan hukum klub sepatutnya disahkan oleh Komite Eksekutif setelah melalui mekanisme juga proses peninjauan yang bakal dilakukan. ditentukan kemudian dalam keputusan, regulasi, juga perintah atau surat edaran yang dikeluarkan oleh PSSI.
enggak ada batasan yang pasti ketika sebuah lisensi klub berpindah tangan, misalnya nama, emblem juga markas pasukan. Keinginan buat mengubah identitas bisa diputuskan oleh pemilik baru. Sehingga makna sejarah bisa berubah.
Lihat saja Atta juga Raffi. Mereka menanggalkan identitas asli sebuah klub dengan nama mereka sendiri buat popularitas. Mengumpulkan uang dari klub sepak bola bukanlah masalah, tetapi mengubah makna klub itu sendiri merupakan masalah.
Sejauh ini, PSSI baru mengatur identitas tujuh klub Indonesia, yakni Persib Bandung, Persija Jakarta, PSIM Yogyakarta, Persis Solo, Persebaya Surabaya, PSM Madiun, juga PPSM Magelang. Ketujuh klub tersebut merupakan pendiri PSSI juga enggak bakal berganti identitas selamanya.