6 cerita hoax terbesar di dunia sepak bola kelak dibahas Okezone. Sebagaimana diketahui, hoax merupakan berita palsu yang pun biasa hadir di dunia sepak bola.
Adanya hoax betul-betul meresahkan. Pasalnya, jikalau seseorang enggak jeli, mereka kelak menelan mentah-mentah berita hal yang demikian serta menyebarkannya ke orang lain. Tentunya, hoax membuahkan hal enggak bagus.
Lantas, apa saja 6 cerita hoax terbesar di dunia sepak bola? Melansir dari Mirror, Jumat (1/4/2022), berikut ulasannya:
6. Arsenal Beli Pemain Fiksi
(Emirates Stadium, foto: Reuters)
Pada 2008, berita hoax menyasar Arsenal. Tersiar sebuah kabar, Arsenal berada di garis terdepan buat Mendapat pemain asal Moldova, Masal Budguv. malahan, nama hal yang demikian disebut masuk ke dalam 50 High Rising Star versi koran nasional negaranya. Ternyata, Masal Budguv hanyalah hoax yang diciptakan oleh Irlandia buat menyindir adanya switch pemain trendy yang dirasa enggak masuk akal.
5. Diego Maradona Pindah ke Spartak Moskow
(Diego Maradona, foto: Reuters)
Pada akhir period 1980-an, sebuah kabar dari sebuah koran terpercaya di Uni Soviet, Izvestia, mempublikasikan switch Diego Maradona dari Napoli ke Spartak Moskow. Berita menghebohkan itu ternyata hanya sebuah lelucon April Mop.
4. Followers Sok Tahu
(Brand Chelsea, foto: Reuters)
Followers lazimnya kelak merasa bangga jikalau tahu seluk-beluk klub idolanya. Ini pun terjadi pada sejumlah followers Chelsea. Mereka dengan yakin memberikan komentar soal lima pemain muda yang kabarnya berubah jadi incaran Chelsea. Lima pemain muda ini merupakan Liam Yang, Win Nowt, Win Ding Youup, Deanio, serta Lugi Bell.
Sejumlah followers Chelsea ini mengklaim mengetahui talenta-telenta muda yang dikabarkan sedang berubah jadi incaran Chelsea itu. Mereka pun menjelaskan profil lima pemain muda itu, seakan betul-betul memahami karier para talenta muda hal yang demikian. Bakal tetapi, lima pemain muda itu ternyata hanya rekaan.
Nikmati kemenangan judi bola dengan odds terbaik di Liga Judi. Karena kita merupakan Agen SBOBET terpopuler di Indonesia.